Makam Imogiri – Di Kabupaten Bantul terdapat sebuah area pemakaman yang dianggap keramat dan suci oleh warga sekitar, khususnya warga Jogja, pemakaman tersebut bernama makam Imogiri. Makam tersebut merupakan makam raja – raja dan keluarga raja dari kesultanan Mataram. Meski dianggap keramat dan suci, namun banyak pengunjung yang berdatangan ke tempat ini untuk berwisata.
Kawasan makam imogiri memiliki banyak sekali pengunjung, bahkan dari tahun ke tahun jumlah pengunjungnya semakin meningkat. Pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari kota Jogja saja namun banyak yang berasal dari luar kota, hingga luar negeri.
Ketenaran makam imogiri semakin tinggi ketika banyak foto dari lokasi makam ini beredar di internet khususnya instagram. Pengunjung yang datang bukan hanya sekedar untuk berlibur namun banyak juga yang berkunjung untuk beriziarah dan memanjatkan doa dan melakukan ritual.
Makam imogiri berada di sekitar lokasi wisata yang juga tidak kalah populernya, sehingga lokasi menuju tempat ini sangat mudah ditemukan. Setelah puas berkeliling di tempat wisata makam imogiri anda bisa langsung mengunjungi tempat wisata lainnya agar biaya perjalanan bisa lebih murah, ibarat kata pepatah sambil menyelam minum air.
Makam imogiri didirikan oleh Sultan Mataram III prabu Hanyokrokusumo pada tahun 1632. Sultan Mataram ini merupakan salah satu dari keturunan Penembahan Senopati Raja Mataram I. makam ini dibangun di atas perbukitan yang masih berada di satu wilayah dengan pegunungan seribu. Gaya arsitektur makan ini berkonsep makam berteras, ciptaan dari arsitek yang bernama Kyai Tumenggung Citrokusumo.
Kunjungi juga: Objek Wisata Seribu Batu Songgo Langit Bantul
Dimana Lokasi Makam Imogiri?
Makam imogiri di bangun di dataran tinggi yang masih satu gugusan dengan gunung seribu, tepatnya di atas perbukitan disebelah selatan kota Jogja.
Untuk bisa sampai ke lokasi banyak angkutan umum seperti bus yang bisa membawa anda hingga ke lokasi makam. Bagi anda yang memiliki rencana berkunjung menggunakan mobil atau motor juga bisa sebab jalanan menuju lokasi wisata sangat mudah dilalui.
Nah yang jadi pertanyaan kita dimanakah letak makam imogiri sesungguhnya? Makam ini beralamat di Imogiri, Wukirsari, Karang Kulon, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika ingin tahu lokasinya dengan jelas silahkan search di Google maps yang akan memandu anda sampai ke lokasi dengan bantuan peta petunjuk arah.
Untuk waktu berkunjung, silahkan anda cek di papan pengumuman berikut ini:
Pada bulan puasa dan hari besar agama islam makam ini ditutup untuk umum.
Makam imogiri yang saat ini dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata bersejarah, namun ada beberapa tempat khusus yang hanya boleh dimasuki oleh keluarga raja, dan dilarang untuk umum. Di lokasi yang terlarang tersebut masih sangat dijaga kesuciannya, sehingga nuansa sakral, dan mistis angker masih sangat terjaga. Tempat ini dijaga oleh juru kunci makam.
Makam ini juga dilengkapi beberapa fasilitas pendukung lainnya untuk memberi kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Beberapa fasilitas tersebut seperti area parkir yang cukup luas untuk meletakkan kendaraan pribadi anda.
Beberapa tong sampah juga tersedia di sana untuk menjaga kebersihan tempat ini, toilet umum bisa anda gunakan, mushola bagi anda yang akan menjalankan ibadah sholat, serta warung makan sederhana yang dikelola oleh warga sekitar dengan menu tradisional yang lengkap dan lezat.
Petugas pemakaman tidak membandrol karcis masuk, namun pengunjung bisa memberi sumbangan suka rela untuk biaya pemeliharaan makam. Anda hanya perlu membayar parkir motor seharga Rp. 2000, mobil seharga Rp. 5000, minibus seharga Rp 10.000, serta bus seharga Rp. 20.000.
Rute Menuju ke Makam Raja di Imogiri?
Dari terminal Giwangan
- Rute dimulai dari terminal Giwangan terus lurus ke selatan melewati jalan Imogiri Timur
- Kira-kira 20 kilometer atau sekitar 30 menit akan menjumpai pertigaan kecamatan Imogiri. Dari pertigaan itu belok ke kiri (timur) lalu lurus terus.
- Kira-kira satu kilometer ada papan petunjuk parkir kendaraan di sekitar makam raja-raja Imogiri.
Sejarah Makam Imogiri
Sudah setahun lamanya pangeran Adipati Anom bertirakat di pegunungan selatan, kemudian ia pulang karena sudah sejak lama di cari oleh penghulu dikarenakan ayahanda-nya sang penguasa kerajaan mataram Sinuhun Hanyokrowati meninggal dunia.
Sebelum kepulangan sang pangeran, kekuasaan kerajaan sementara dipegang oleh pangeran Martopuro. Kemudian rakyat mendesak sang penguasa untuk mencari pangeran Adipari Anom sang pewaris kerajaan yang sesungguhnya.
Sang penguasa akhirnya menuju Ponorogo untuk membawa pangeran anom yang bertirakat di Gunung Kidul untuk pulang ke kerajaan. Kemudian pangeran Adipati Anom diangkat menjadi raja kerajaan Mataram. Kemudian raja Adipati Anom dikenal sebagai raja yang cerdik dan pandai sehingga dicintai dan disegani oleh rakyatnya, bahkan jin dan sebangsanya tunduk atas kekuasaannya.
Pada masa pemerintahan raja Anom kerajaan Mataram mendapatkan masa kejayaannya. Kerajaan mataram mendapat julukan sebagai pelindung rakyat. Konon ceritanya saking pandai dan cerdiknya raja Adipati Anom setiap hari jumat pergi secepat kilat untak sujud ke mekah.
Setelah 5 tahun masa memerintahnya, pusat pemerintahan dipindahkan ke Kerta – Plered. Disana sang raja ingin membuat sebuah makam yang dipergunakan untuk makam raja di pegunungan Girilaya, sebelah timur laut imogiri.
Namun belum lagi niatnya terwujud, pamannya lebih dulu mengajukan permintaan tersebut, setelah itu sang raja merasa kecewa.
Tak lama kemudian sang paman meninggal dunia dan dimakamkan di makam Giriloyo. Setelah kepergian sang paman, raja atau kanjeng sultan agung melemparkan pasir yang berasal dari mekah.
Pasir tersebut jatuh di pegunungan merak kemudian ditempat itu didirikanlah makam raja yang berukuran besar dan tinggi. Dan itulah asal mula dibangunnya makam imogiri, makam para raja Mataram dan keluarganya.
Misteri Jumlah Anak Tangga Makam Raja Imogiri Jogja
Misteri jumlah anak tangga makam raja imogiri jogja ini cukup jelas terlihat, tangga dengan kelebaran 4 meter, dengan kemiringan 45 derajat, sebelum memasuki makam raja.
Menurut mitos yang beredar jumlah anak tangga makam raja ini memiliki kaitan erat dengan raja Adipati Anom sebagai raja yang mendirikan tempat ini dan raja yang paling berkuasa di kerajaan Mataram.
Bagi pengunjung yang berhasil menghitung jumlah anak tangga di tempat ini dipercaya oleh masyarakat sekitar semua keinginannya akan terkabul (ini hanya mitos belaka).
Sebagian anak tangga memiliki arti tersendiri, berikut penjabarannya:
- Anak tangga pertama berjumlah 32 buah yang menghubungkan antara makam dengan daerah dekat masjid. Menurut legenda jumlah anak tangga ini melambangkan bahwa makam imogiri ini didirikan pada tahun 1632
- Anak tangga yang memiliki makna berikutnya adalah anak tangga yang berjumlah 13 yang terletak di dekat masjid menuju pekarangan masjid yang melambangkan bahwa Sultan Agung pada tahun 1613 diangkat menjadi raja Mataram.
- Anak tangga yang berjumlah 45 melambangkan sultan Agung wafat pada tahun 1645 yang terletak di pekarangan masjid menuju tangga terpanjang
- Tangga terpanjang berjumlah 346 yang melambangkan bahwa makam imogiri ini dibangun selama 346 tahun lamanya
- Anak tangga yang memiliki arti terakhir adalah anak tangga yang berumlah 9 buah dimana hal tersebut melambangkan walisongo
Penghianatan Kerajaan
Meski kerajaan Mataram merupakan kerajaan yang besar dan ditakuti oleh semua kalangan bukan berarti kerajaan ini bebas dari seorang penghianat. Ada seorang penghianat yang bernama Tumenggung Endranata. Dia membocorkan rencana Sultan Agung kepada Belanda bahwa kerajaan akan menguasai Jayakarta serta menunjukkan dimana letak lumbung – lumbung pangan kerajaan Mataram.
Namun penghianatan tersebut akhirnya diketahui oleh Sultan Agung. Kemudian sultan merasa geram dan segera menangkap penghianat tersebut. Tumenggung Endranata di penggal kepalanya, kemudian jasadnya di potong menjadi tiga bagian kemudian dikuburkan secara terpisah di pemakaman imogiri, diantaranya:
- Di tengah gapura supit urang dikubur bagian kepalanya
- Didekat gapura supit urang atau anak tangga yang permukaannya tidak rata dikubur bagian badannya
- Dditengahh kolam dikubur bagian kakinya.
Pemotongan jasad dari seorang penghianat dilakukan sultan agung sebagai teguran keras atas tindak penghianatan adar tidak diulangi lagi. Penguburan jasad dibeberapa titik tersebut bertujuan agar pengunjung yang datang pasti akan menginjak salah satu dari bagian jasadnya.
Makam raja – raja
Terdapat sebuah Gapura yang bernama Supit urang yang akan menyambut para pengunjung makan dan peziarah sebelum sampai ke makam raja – raja. Kemudian pengujung juga akan melihat pendopo supit urang, yang merupakan tempat tinggal juru kunci serta 4 tempayan suci. Setelah itu pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menuju makam raja yang dibagi menjadi tiga daerah yaitu:
Istana Kesultanan Agungan
Diwilayah ini dimakamkan
- Sultan Agung
- Sri Ratu Batang
- Hamangkurat Amral
- Hamangkurat Mas
Sebelum sampai ke makam sultan agung pengunjung akan disambut oleh tiga buah gapura yang berdiri kokoh. Gapura tersebut melambangkan tiga tahapan hidup manusia, diantaranya alam rahim, alam duniawi, serta alam kubur. Gapura pertama di sebut sebagai gapura supit urang yang bercorak bangunan hindu yang terbuat dari susunan batu bata merah tanpa semen. Di bagian barat dan timur gerbang terdapat sebuah paseban.
Wilayah Makam Raja – raja Surakarta
Di wilayah ini dimakamkan raja – raja dari kerajaan Surakarta Hadiningrat yang dibagi menjadi empat hastana, diantaranya:
- Pakubuwanan
- Sri Sultan Paku Buwana I
- Amangkurat IV
- Sri Susuhunan Paku Buwana II
- Kasuwargan Surakarta
- Sri Susuhunan Paku Buwana III
- Sri Susuhunan Paku Buwana IV
- Sri Susuhunan Paku Buwana V
- Kapingsangan Surakarta
- Sri Susuhunan Paku Buwana VI
- Sri Susuhunan Paku Buwana VII
- Sri Susuhunan Paku Buwana VII
- Sri Susuhunan Paku Buwana IX
- Girimulya Surakarta
- Sri Susuhunan Paku Buwana X
- Sri Susuhunan Paku Buwana XI
- Sri Susuhunan Paku Buwana XII
Wilayah makam raja – raja Ngayogyakarta
Dimakamkan disini raja – raja dari kerajaan Yogyakarta Hadiningrat yang dibagi menjadi tiga hasta diantaranya:
- Kasuwargan Yogyakarta
- Sri Sultan Hamengku Buwana I
- Sri Sultan Hamengku Buwana III
- Besiyaran
- Sri Sultan Hamengku Buwana IV
- Sri Sultan hamengku Buwana V
- Sri Sultan Hamengku Buwana VI
- Saporenggo
- Sri Sultan Hamengku Buwana VII
- Sri Sultan Hamengku Buwana VIII
- Sri Sultan Hamengku Buwana IX
Peninggalan sultan Agung
Pengunjung yang datang ke lokasi wisata bersejarah makam imogiri ini banyak yang tertarik dengan berbagai peninggalan Sultan Agung yang dianggap bertuah. Beberapa pengunjung memang datang khusus untuk mencari berkah. Beberapa peninggalan tersebut seperti:
Air suci tempayan
Sultan agung dahulu mendapatkan hadiah dari empat kerajaan yang berupa tempayan. Tempayan ini berjumlah 4 buah. Keempat tempayan diletakkan di atas gerbang kedua, diantaranya:
- Disebelah barat diletakkan tempayan pertama yang diberi nama tempayan Nyai Danumurti yang merupakan pemberian dari kerajaan Sriwijaya (Palembang)
- Tempayan kedua diberi nama Kyai Danuaya yang merupakan pemberian dari kerajaan Samudera Pasai (Aceh)
- Tempayan ketiga diberi nama Kyai Mendung yang merupakan pemberian dari kerajaan Ngerum (Turki)
- Tempayan keempat diberi nama Nyai Siyem yang merupakan pemberian dari kerajaan Siam (Thailand)
Keempat tempayan tersebut dianggap sebagai air suci sebagai sarana pengobatan dan memberi kekuatan. Oleh kanjeng Sultan Agung sendiri keempat tempayan tersebut diisi air yang digunakan untuk berwudhu.
Tidak semua orang dapat menikmati air suci ini, namun pada 1 Maret terjadi serangan umum di Yogyakarta oleh Belanda, maka Presiden Soekarno mengirim surat kepada Sri Sultan Hamengku Buwana IX agar para prajurit TNI di bolehkan meminum air suci tersebut. setelah minum air dari tempayan tersebut kekuatan prajurit TNI bertambah.
Setelah kejadian itu semua orang boleh minum air suci tersebut, namun harus dipandu oleh juru kunci makam imogiri. Untuk mengisi air tempayan atau air suci harus melalui upacara setahun sekali yang dinamakan Nguras Enceh. Upacara ini dilakukan pada malam jumat kliwon di bulan sura (muharam). Namun jika pada bulan sura tidak ada umat kliwon maka boleh diganti hari menjadi selasa kliwon.
Banyak warga yang percaya air tersebut selain bisa menjadi sarana pengobatan, dan memberi kekuatan juga bisa menjadi sarana tolak balak. Air suci ini diperbolehkan dibawa pulang oleh pengunjung namun dengan beberapa syarat yang harus diikuti, seperti:
- Pertama, simpan air tersebut dengan baik
- Kedua, bacalah surat Al-Fatihah, serta surat Al-Ikhlas masing – masing tiga kali untuk sultan agung sebelum meminumnya
- Ketiga, diharapkan sumbangan seikhlasnya dari pengunjung yang ingin membawa air suci ini yang nanti digunakan untuk membantu biaya upacara Nguras Enceh.
Cincin Kayu
Peninggalan sultan agung selanjutnya adalah sebuah cincin kayu yang berasal dari tongkat sultan agung. Menurut cerita yang beredar tongkat tersebut ditanam lalu tumbuh menjadi pohon besar. Oleh para warga pohon tersebut ditebang dan salah satunya dibuat menjadi cincin. Jika pengunjung yang datang berniat membawa pulang cincin tersebut akan ada ritual khusus yang dilakukan.
Ritual dilakukan dengan cara menaruh cincin tersebut di dalam air, jika cincin tenggelam berarti cincin tersebut mau mengikuti pengunjung yang berniat membawa pulang. Menurut mitos cincin tersebut memiliki khasiat yang luar biasa bagi pemiliknya.
Daun Tujuh Macam
Peninggalan sultan agung yang terakhir adalah daun tujuh macam. Menurut mitos yang beredar daun tersebut dapat mengobati suami – istri yang belum memiliki keturunan meski sudah lama menikah.
Kunjungi juga: Wisata Kampung Edukasi Watu Lumbung Bantul
Adat & Aturan saat Berkunjung
Wisata bersejarah di makam imogiri ini memang sangat berbeda dari destinasi wisata lain yang terdapat di Kabupaten Bantul. Ada banyak pelajaran sejarah yang bisa kita petik didalamnya. Makam ini dianggap suci dan keramat oleh warga sekitar Kota Jogja sehingga saat berkunjung ada banyak adat dan aturan yang harus diikuti.
Sesampainya di lokasi makam anda akan langsung disambut oleh budaya tradisional jawa yang sangat kental. Seperti pengunjung yang ingin memasuki komplek makam di bagian dalam harus menggunakan pakaian tradisional jawa. Bagi pengunjung yang tidak mengganti pakaiannya dengan pakaian adat jawa maka hanya diperbolehkan sampai pintu gerbang pertama.
Pakaian adat jawa yang harus dikenakan oleh wanita adalah kain panjang, kemben, serta melepas semua perhiasannya. Untuk pengunjung pria harus menggunakan kain panjang, baju peranakan, serta blangkon.
Anda tidak perlu repot membawa pakaian adat jawa dari rumah, sebab di lokasi makam imogri terdapat tempat penyewaan pakaian tersebut. Pengunjung yang masuk ke bagian dalam makam juga diharuskan melepas alas kaki.
Setelah anda berganti pakaian anda langsung bisa masuk ke kawasan dalam pemakaman dan dipandu oleh petugas untuk menysusuri seluruh penjuru makam. Pemandu wisata akan menjelaskan mengenai sejarah makam imogiri dan banyak hal lainnya. Pemandu wisata disini semuanya ramah dan sopan dan akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan pengunjung.
Terlihat semua bangunan seperti pintu gerbang dan lainnya yang didominasi adat jawa serta agama hindu. Selain iu anda juga bisa melihat masjid tua yang megah yang diberi nama masjid Pajimatan yang biasa digunakan untuk menyolatkan jenazah.
Semua yang berkaitan dengan kawasan wisata bersejarah makan imogiri ini telah dijelaskan secara detail. Anda yang berminat silahkan langsung berkunjung bersama saudara dan teman terdekat. Terima kasih.
Jangan lewatkan juga: Wisata Kampung Batik Giriloyo Jogja