Museum Satria Mandala – Apakah Kamu seorang pecinta wisata sejarah? Atau mungkin Kamu seorang yang menghargai semangat juang para pahlawan? Jika Kamu seseorang yang menyukai akan wisata sejarah dan penerus bangsa yang menghargai semangat juang para pahlawan, maka Museum Satria Mandala wajib Kamu datangi.
Museum Satria Mandala berada di kawasan Jakarta Selatan, lebih tepatnya di jalan Gathot Subroto no.14. Kuningan Bar, Mampang. Museum ini diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada tahun 1972. Mulanya bangunan dari Museum ini lebih dikenal dengan nama Wisma Yaso atau rumah dari istri Presiden Soekarno yang berdarah Jepang, yakni Ratna Sari Dewi Soekarno.
Kunjungi juga: 40 Objek Wisata di Jakarta Selatan yang Wajib Dikunjungi!
Sebelum meninggal dan kemudian di makamkan di kota kelahirannya Blitar, Jawa Timur. Presiden Soekarno sempat beristirahat di rumah istrinya selama lebih kurang tujuh belas bulan lamanya.Untuk mengabadikan bangunan bersejarah dari istri Presiden Soekarno, rumah tersebut akhirnya di rehab menjadi bangunan museum besar yang kini di kenal dengan nama Museum Satria Mandala.
Di dalam museum tersebut berbagai benda koleksi bersejarah menjadi bukti nyata perjuangan TNI di masa lalu. Museum ini sedikit memiliki cerita sejarah yang hampir sama dengan sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang dulunya bangunan tersebut adalah tempat tinggal dari Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Melihat Koleksi Sejarah di Museum Satria Mandala
Semangat juang para pahlawan patut kita teladani, minimal kita harus tahu sejarah bagaimana para pahlawan terdahulu memperjuangkan Indonesia. Museum ini sangat cocok untuk di kunjungi bagi masyarakat Indonesia untuk menanamkan semangat kepahlawanan dan cinta tanah air.
Sejarah ialah bagian dari kehidupan manusia yang sudah ada dari masa ke masa dan menceritakan apa-apa yang ada pada masa lampau.
Berdasarkan artefak dan peninggalan-peninggalan masa lalu,dapat disimpulkan jika sejarah ialah sesuatu yang ada pada setiap fase kehidupan manusia. Museum sendiri ialah sebuah tempat dimana segala sesuatu yang masih ada dimasa lalu di kumpulkan agar masyarakat dapat berkunjung dan mengenal sejarah yang ada di negerinya.
TNI ialah kepanjangan dari Tentara Nasional Indonesia yang merupakan bagian terdepan dari keamanan Negara Indonesia hingga saat ini. Dengan perjuangan dan semangat patriotisme yang dimiliki oleh TNI, TNI mampu mengusir dan menjaga Indonesia dari penjajah dan gangguan-gangguan lainnya.
Museum Satria Mandala ialah museum yang menceritakan kehebatan para TNI yang dimiliki oleh Indonesia,sehingga sudah pasti akan membuat kita seperti dibawa ke ruang waktu dimana perjuangan menggunakan senjata dan diplomasi parlemen dilakukan pada masanya.
Bangunan Museum ini terbagi menjadi dua kompleks, bangunan yang pertama berada di kompleks Satria Mandala dan bangunan yang satunya disebut dengan Museum Waspada Purbawisesa. Satria Mandala berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti lingkungan keramat para satria.
Banyak sekali koleksi menarik yang terdapat dari kedua bagian museum. Hal ini dapat langsung terlihat dari bentuk bangunan Museum Satria Mandala. Ketika baru saja masuk kedalam museum, pengunjung akan langsung disambut dengan naskah proklamasi yang terpampang besar di tembok. Panji-panji atau lambang empat angkatan dan Kepolisian Republik Indonesia juga turut serta disana.
Secara garis besar, Museum Satria Mandala ialah museum yang menyimpan segala sesuatu kenangan dan bukti sejarah besar yang telah diukir oleh TNI. Di dalam museum ini kita dapat menemukan berbagai macam peralatan perang dari Negara Indonesia. Dari model yang modern hingga klasik. Seperti halnya koleksi ranjau, rudal, torpedo, meriam, bahkan juga ada helikopter.
Di dalam terbagi menjadi beberapa ruangan yang di khususkan untuk menyimpan benda-benda sejarah. Pada bagian depan museum terdapat ruangan khusus bagi empat Jenderal Besar.
Menurut cerita ruangan ini dahulunya adalah ruangan yang digunakan oleh Presiden Soekarno untuk kamar peristirahatan kemudian direnovasi ulang menjadi sebuah ruangan khusus untuk empat Jenderal Besar.
Empat Jenderal Besar tersebut ialah, Jendral Sudirman, Jenderal AH Nasution, Jenderal HM Soeharto dan juga Jenderal Oerip Soemohardjo.
Di dalam ruangan tersebut dapat disaksikan dengan jelas berbagai patung-patung dan foto-foto dari Jenderal Oerip yang dihiasi kutipan bertuliskan “Aneh, satu negara zonder tentara” kutipan tersebut mengatakan keresahan dari Jendral Oerip tentang Bangsa Indonesia yang pada waktu pasca-proklamasi kemerdekaan belum memiliki tentara.
Tandu asli yang digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman saat perang gerilya di tahun 1948 hingga tahun 1949 pada Agresi Militer II Belandapun ada di dalam ruangan ini.
Selain tandu milik Panglima Besar Jenderal Soedirman, didalam ruangan tersebut juga terdapat beberapa benda lain milik Jenderal Soedirman seperti perabotan meja tulis dan kursinya, peta situasi perang gerilya, tempat tidur hingga replika barang milik Jenderal Soedirman yang sangat mirip dengan aslinya, misalnya saja seperti mantel yang digunakan oleh Jenderal Soedirman.
Untuk koleksi dari Jenderal A.H. Nasution dan Jenderal Soeharto, dapat pula dilihat pada buku-buku, foto-foto hingga seragam lengkap dengan lencana-lencana kehormatan dari kedua Jenderal yang masih tersusun dan tersimpan rapi di dalam museum tersebut.
Pada ruangan selanjutnya adalah sebuah ruangan yang penuh dengan koleksi foto-foto kegiatan dari para TNI saat melakukan pengabdian kepada masyarakat dan dalam menjaga keamanan Negara Republik Indonesia.
Selain dari koleksi foto-foto terdapat juga terdapat koleksi lainnya seperti lambang kesatuan dan juga badge pangkat TNI. Sehingga saat kita memasuki ruangan ini, bukan hanya mengetahui siapa saja pahlawan dari TNI namun kita juga dapat menambah pengetahuan tentang TNI.
Setelah selesai menelusuri ruangan tempat koleksi dari 4 jenderal besar. Ruangan selanjutnya adalah ruangan koleksi persenjataan yang berada di bagian bawah bangunan, wisatawan yang datang mengunjungi ruangan ini akan langsung disajikan dengan koleksi-koleksi senjata yang digunakan oleh TNI dari masa ke masa, baik TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, maupun Angkatan Udara.
Koleksi senjata-senjata yang berada dalam ruangan ini tentunya aman dan dapat dipegang dengan tangan kita secara langsung. Pada setiap senjata yang di tampilkan juga terdapat keterangan dimana pembuatan senjata tersebut, tahun berapa pembuatannya, juga bagaimana cara mengoperasikan senjata tersebut.
Salah satu koleksi yang menarik perhatian didalam ruangan ini adalah sebuah Biola milik WR Soepratman yang digunakan saat mengalunkan lagu Indonesia Raya untuk yang pertama kalinya.
Selain dari koleksi-koleksi diatas, terdapat pula ruangan diorama atau replika-replika tentang kejadian beberapa peperangan yang ada pada masa penjajahan yang sangat lengkap, seperti Palagan Ambarawa, G-30- S-PKI, Pertempuran 10 November di Surabaya, Bandung Lautan Api, Perebutan Pangkalan Udara Bugis , Pertempuran Bogor, Long March Siliwangi, Penumpasan Apra di wilayah Jawa Barat dan peperangan lainnya.
Yang tak kalah menarik dari semua itu adalah terdapat satu replika pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945.
Didalam museum ini kita dapat menemukan berbagai macam peralatan perang dari Negara Indonesia. Dari model yang modern hingga klasik. Seperti halnya koleksi baju, ranjau, rudal, torpedo, meriam, bahkan juga ada helikopter. bahkan di museum ini terdapat kapal yang digunakan oleh Komondor Yos Soedarso yang sangat terkenal sebagai perwira dari Angkatan Laut pada masanya.
Pada bagian halaman belakang museum atau yang lebih sering disebut Taman Dirgantara, pengunjung akan diperlihatkan semacam hanggar atau sebuah tempat untuk menyimpan beberapa pesawat kecil yang dimiliki oleh TNI dimasa lampau. Ditempat ini pengunjung juga dapat menemukan kendaraan besar berlapis baja yang dahulu digunakan pada operasi Seroja di Timor Timur.
Selain hanggar, pada halaman belakang juga terdapat pesawat seulawah atau pesawat penumpang. Pesawat tersebut ialah pesawat pertama yang dimiliki oleh Republik Indonesia. Pesawat tersebut ialah pesawat yang diberikan oleh rakyat Aceh. Terdapat pula pesawat Gelatik yang berwarna kuning. Dulunya pesawat ini digunakan untuk memberantas hama tanaman dan juga untuk penghijauan.
Pada bagian yang lain juga terdapat pesawat tempur atau yang dikenal dengan pesawat Cureng. Pesawat Cureng dulunya digunakan untuk mengebom markas Belanda di Semarang, Salatiga dan juga Ambarawa pada tanggal 29 juli 1947. Dahulu pesawat itu dikemudikan oleh Suharmoko Harbani. Pada moncong pesawat tersebut dihiasi dengan lukisan mulut dan gigi ikan hiu.
Kisah pesawat Cureng menjadi lembar yang cukup panjang apabila di ceritakan dalam konteks perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pada saat jepang menyerah pada sekutu, di lapangan terbang Meguwo, Yogyakarta. Disitu terdapat kurang lebih 50 pesawat cureng yang berhasil direbut oleh para pejuang bangsa Indonesia.
Pesawat Cureng juga sudah melakukan tes penerbangan yang kala itu dilakukan pada tanggal 27 Oktober 1945 pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Tes penerbangan pesawat cureng dilakukan selama kurang lebih 30 menit dan dilakukan oleh Agustinus Adisucipto dan didampingi pula oleh Rudjito.
Puas menelusuri pesawat-pesawat yang terdapat di museum, pengunjung juga dapat menemukan berbagai kendaraan roda dua yang berlapis baja. Misalnya saja seperti koleksi Tank dan Panser. Menariknya semua kendaraan tersebut dapat dinaiki oleh anak-anak dan pengunjung lainnya.
Selesai menelusuri bagian dari Museum Satria Mandala, maka kini saatnya menelusuri bagian lain dari Museum Satria Mandala yaitu Museum Purbawisesa.Pada Museum Purbawisesa juga terdapat banyak koleksi-koleksi yang berkisah mengenai penumpasan pemberontakan DI/TII di kawasan Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan juga Sulawesi Selatan.
Menikmati Fasilitas di Museum Satria Mandala
Tidak selamanya wisata sejarah membuat para pengunjung bosan. Di sekitar Museum Satria Mandala Kamu juga dapat bersantai bersama dengan pasangan, keluarga maupun teman-teman. Di museum ini, terdapat pula beberapa fasilitas lain yang tidak kalah seru. Misalnya:
1. Kantin
Apabila Kamu merasa lapar, haus dan lelah, setelah menelusuri museum maka kantin dari museum ini dapat menjadi alternatif untuk mengganjal perut dan menghilangkan penat. Di dalam kantin terdapat banyak penjual makanan khas Indonesia, mulai dari tahu gejrot hingga sate ayam dan ice cream yang dibandrol dengan harga tidak terlalu mahal.
Artikel terkait: 18 Tempat Makan Enak di Tebet Jakarta Selatan
2. Taman Air Mancur
Disela panas ibukota, air mancur dan pepohonan di sekitarnya cukup memanjakan mata dan mengurangi rasa gerah.
3. Mushola dan Masjid
Apabila Kamu adalah wisatawan muslim , tak perlu khawatir apabila Kamu hendak menunaikan ibadah. Karena di dalam museum telah menyediakan mushola bahkan hingga masjid terdapat di museum ini. Sehingga wisatawan muslim tidak terhambat kegiatan ibadahnya.
4. Toilet
tentunya pihak museum akan menyediakan fasilitas yang satu ini, karena toilet ialah kebutuhan dasar dari sebuah bangunan.
5. Taman Baca Anak
Selain dari fasilitas di atas. Di museum ini terdapat pula ruang baca bagi anak-anak yang sudah disediakan untuk menambah wawasan dan mengajarkan anak gemar membaca sejak dini. Tentunya hal ini sangat cocok bagi para orang tua.
Kunjungi juga: 23 Tempat Wisata Anak di Jakarta
6. Souvenir Shop atau Kios Oleh-Oleh
Rasnya ada yang kurang apabila kita berlibur dan pulang tanpa membeli oleh-oleh untuk keluarga, sahabat maupun teman. Oleh karenanya pihak museum telah menyediakan pula kios oleh-oleh yang menjual berbagai cindera mata.
7. Gedung Serbaguna
Museum Satria Mandala memiliki sebuah ruangan yang cukup besar, yaitu mampu menampung 600 orang di dalamnya. biasanya ruangan ini disebut dengan nama gedung serbaguna.
Harga Tiket Masuk Museum Satria Mandala
Museum Satria Mandala adalah sebuah museum yang cukup luas dan sangat asri karena banyak pepohonan di sekitarnya. Museum ini juga sangat cocok untuk dijadikan tempat berlibur dan juga dapat menambah wawasan.
Lokasinya yang cukup strategis dan berada di tengah-tengah kota membuat setiap wisatawan yang akan datang berkunjung ke tempat ini menjadi lebih mudah.
Untuk harga tiket masuk bagi orang dewasa dibandrol Rp5.000,- dan Rp3.000,- bagi anak-anak, apabila Kamu ingin mengunjungi museum ini secara gratis, datanglah pada saat HUT TNI. Museum ini dibuka untuk umum dan gratis.
Kunjungi juga: 41 Tempat Wisata Kuliner di Jakarta
Jam Operasional Museum
Museum Satria Mandala memiliki hari libur yang jatuh pada hari Senin, dan mulai buka pada hari Selasa hingga Minggu.
Museum ini mulai buka pada pukul 09.00 hingga pukul 16.00 waktu setempat.Apabila Kamu berniat untuk mengunjungi Museum Satria Mandala, maka ada baiknya untuk mengecek kembali mengenai informasi harga tiket masuk dan juga jadwal buka tutup atau libur. Karena informasi bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Saat Kamuberada didalam museum, apabila pengunjung membawa anak-anak, ada baiknya untuk tidak lengah dan anak-anak tetap dalam pengawasan. Usahakan agar tidak membawa makanan dan minuman kedalam museum.
Umumnya wisatawan yang datang ke sebuah tempat wisata semacam museum akan mengambil foto guna mengabadikan momen. alangkah baiknya apabila pengunjung juga menaati peraturan yang terdapat didalam museum tersebut. Misalnya saja apabila ada benda-benda sejarah yang dilarang untuk difoto atau mungkin saat memegang benda-benda seperti senjata agar lebih berhati-hati.
Manfaat berkunjung ke Museum Satria Mandala
Berbagai manfaat yang dapat Kamu peroleh saat mengunjungi Museum Satria Mandala adalah:
- Museum Satria Mandala adalah sebuah objek wisata edukasi yang sangat terjangkau dan memiliki akses yang mudah.
- Museum Satria Mandala ialah museum yang mampu mendidik bangsanya agar memiliki sikap patriotisme dan cinta terhadap tanah air.
- Memberikan edukasi dan pengalaman sejarah bagi wisatawan baik dewasa maupun anak-anak agar dapat menumbuhkan rasa semangat juang dan juga nasionalisme pada anak-anak sejak dini.
- Tempat wisata yang sehat dan menyenangkan. museum ini memiliki halaman cukup luas dan terdapat banyak pohon-pohon rindang sehingga menambah keasrian museum itu sendiri.
- Menjadi objek wisata yang sangat cocok untuk dikunjungi, khususnya bagi para peneliti, penulis, sejarawan, dan kawanannya yang sedang melakukan sebuah penelitian maupun riset untuk mendapatkan informasi secara detail.
Menurut Soekarno, bangsa yang besar ialah bangsa yang mampu menghormati jasa pahlawannya. Maka, berkunjung ke Museum Satria Mandala merupakan cara mudah bagi pengunjung untuk mengenal sejarah dan menghormati perjuangan dari pahlawan bangsa Indonesia di masa lampau.
Suasana yang hening dan asri merupakan perpaduan menarik dan dapat dijadikan ruang kompelatif untuk sebuah pembelajaran dan renungan baik bagi diri masing-masing, keluarga, dan kawan sebaya. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera berkunjung ke Museum Satria Mandala.
Kunjungi juga: Mengunjungi Taman Langsat Jakarta Selatan